Senin, 20 Oktober 2014

Oleh-oleh dari Pulau Lombok

Orang Indonesia sangat terkenal sebagai orang yang konsumtif. Apalagi ketika sedang liburan dan berwisata ke suatu daerah. Tak akan terlupa membeli oleh-oleh atau buah tangan daerah yang dikunjunginya untuk sanak saudara dan kerabat, bahkan untuk dirinya sendiri. Selain itu, orang Indonesia sangat suka makan, terutama masakan dengan bumbu pedas.

Nah, berikut ini informasi kuliner dan juga oleh-oleh khas dari Lombok, Nusa Tenggara Barat yang wajib untuk diketahui. Siapa tahu suatu saat anda berencana menikmati “Holiday is Lombok Sumbawa”  di Nusa Tenggara Barat. Selamat menyimak!

Sajian Kuliner

Berkunjung ke suatu daerah akan terasa kurang bila tanpa mencoba kuliner khas daerah setempat. Makanan yang sangat dikenal berasal dari pulau Lombok adalah tahu dan kangkung Lombok. Tahu Lombok sebenarnya sama dengan tahu biasanya yang berwarna putih. Yang membedakannya adalah tahu Lombok lebih kenyal dan padat. Selain itu dari segi citarasanya tahu Lombok terasa enak dan membuat orang ingin memakannya lagi dan lagi dan lagi...  Sedangkan kangkung Lombok sangat berbeda dengan kangkung yang dihasilkan daerah lain. Kangkung Lombok memiliki batang dan daun yang lebih besar dari kangkung pada umumnya. Rasanya lebih kriuk kriuukk...

Tahu Lombok yang digoreng kemudian disajikan panas-panas, sangat membangkitkan selera makan. Belum lagi bila sajian tersebut ditemani dengan nasi yang mengepul hangat bersama sepiring plecing kangkung. Plecing kangkung adalah rebusan kangkung Lombok, tauge dan gorengan kacang tanah yang disajikan dengan sambal plecing di atasnya atau bahkan ditambahkan parutan kelapa yang berbumbu. Biasanya rebusan kangkung akan diletakkan paling dasar, diikuti rebusan tauge di atasnya. Kacang tanah yang digoreng ditambahkan untuk penawar rasa pedasnya sambal. Sambal tomat dan parutan kelapa berbumbu akan ditaburkan paling atas.

Hmmm...melihat sajian sederhana seperti itu saja sudah menggugah selera makan. Kita bisa sangat tekun menghabiskannya dan tak menghiraukan kondisi sekitar. Sebenarnya di Bali pun ada rumah makan yang menyajikan masakan tersebut. Hanya saja makan makanan khas di tempatnya berasal, terasa berbeda dan sungguh lebih nikmat rasanya. Mengapa? Sebab bahan-bahan makanan yang diperoleh lebih segar dan asli daerah setempat.

Tahu dan plecing kangkung dapat diperoleh hampir di setiap rumah makan yang ada di pulau Lombok. Salah satunya  di Warung Dakota Rembiga. Letaknya di ujung runway bandara lama (Selaparang) Jl. Dakota No.2 Rembiga, Mataram. Warna merahnya tomat sambal plecing dan kesegaran sayurnya membuatnya patut untuk dinikmati, terutama bagi penggemar masakan pedas. Selain tahu goreng  dan plecing kangkung, cobalah pula menu lain seperti sup ikan yang bernama Ikan Rajang Bumbu Kuning. Sup tersebut memiliki rasa yang pas di lidah. Ringan dan segar. Bumbunya yang terserap hingga ke daging ikan sangat terasa. Layak untuk dicoba! Menu yang juga tak boleh dilewatkan adalah udang bakar, ikan bakar, dan menu lainnya yang sudah tentu memiliki citarasa berkualitas.

Penggemar masakan pedas juga wajib untuk mencoba kuliner khas Lombok yaitu ayam Taliwang. Rata-rata menu ayam Taliwang menggunakan jenis ayam kampung yang terbilang muda sehingga daging tidak terasa keras. Rumah makan yang terkenal dengan menu ini adalah rumah makan Dua-EM Bersaudara yang memiliki alamat di Jl. Transmigrasi 99 Cakranegara, Mataram. Salah satu menu ayam nya adalah ayam bakar plecingan. Ayam plecingan adalah menu ayam bakar berbumbu pedas. Bumbu pedasnya demikian meresap ke dalam dagingnya, sehingga cocok bagi yang gemar dengan selera pedas. Ayam plecingan disajikan berupa 1 ekor ayam yang dipotong menjadi 4 bagian dalam 1 porsinya.

Selain menu ayam plecingan ada pula sate sum-sum. Berisi 10 tusuk sate dalam 1 porsi ditemani bumbu sambal. Ada juga sayur Lebui. Kalau di Bali hampir sama dengan sayur undis yang berisi kacang hitam kecil-kecil dengan kuah berwarna kehitaman. Hanya saja berbeda dari segi citarasa bumbunya.

Bila ingin membawa oleh-oleh makanan yang bisa dibawa pulang, rekomendasinya adalah telur asin. Telur asin dari daerah ini lebih enak dari telur asin daerah lain. Mengapa? Bagian kuning telur asin Lombok terasa masir atau berpasir dan berwarna kuning ke arah orange. Terasa enak di lidah meskipun bagian putihnya terasa sangat asin. Tidak disarankan bagi orang yang memiliki penyakit darah tinggi ya..

Bagaimana caranya membawa telur asin tersebut? Merepotkan! Nanti kalau pecah di perjalanan bagaimana? Rugi! Sudah jauh-jauh membawanya tapi tak bisa dinikmati ketika tiba di rumah.
Anda tidak perlu khawatir akan hal-hal tersebut. Telur asin yang ada di Lombok telah dibungkus dengan abu dan pasir hitam yang akan menjaganya dari benturan selama di perjalanan. Dan biasanya telur telah dipacking ke dalam wadah dari anyaman rotan yang dibuat menyerupai keranjang dengan tutupnya. Jadi, anda tinggal mengangkat keranjang rotan tersebut dalam perjalanan. Cukup mudah membawanya bukan?

Oleh-oleh makanan khas NTB lainnya yang dapat dibawa pulang adalah manisan rumput laut, manisan tomat, kerupuk rambak, dan jangan lupa madu Sumbawa. Makanan tersebut dapat diperoleh di toko-toko pusat oleh-oleh yang banyak tersebar di sana.

Mutiara Air Laut

Salah satu oleh-oleh yang patut untuk dibeli sebagai oleh-oleh dari Lombok adalah mutiara. Mutiara yang dijual biasanya telah dirangkaikan menjadi berbagai macam bentuk aksesoris seperti kalung, gelang, bros, cincin dan sebagainya. Aksesoris semacam itu banyak dijajakan di sekitar pantai dengan harga yang cukup terjangkau. Jenis mutiara tersebut merupakan mutiara air laut.

Bros Mutiara Air Tawar Grade A (Photo by @TriaCP)

Namun jika memiliki uang lebih, ada baiknya untuk membeli mutiara air laut. Mutiara ini berbeda dengan mutiara air tawar yang banyak dijual di sekitar pantai. Antara mutiara yang satu dengan yang lain tidak ada yang sama, baik berat, besar, maupun kilaunya. Mutiara air laut memiliki kemilau yang lebih cantik dan berbeda daripada mutiara air tawar. Pendar kilaunya seolah berasal dari dalam inti mutiara itu sendiri. Dan tentu saja harganya pun lebih mahal dari mutiara air tawar.

Membeli mutiara air laut hampir sama dengan membeli emas. Harga yang ditawarkan berdasarkan harga per gram dan tergantung dengan grade dari mutiara tersebut. Sama hal nya dengan emas yang memiliki kadar tertinggi 24 karat, grade tertinggi dari mutiara air laut adalah A atau AAA bahkan dapat pula A+ tergantung kriteria yang digunakan penjual. Semakin tinggi grade, maka semakin mahal harga per gramnya.

Harga grade tertinggi mutiara air laut saat ini berkisar Rp350 ribu - Rp 550 ribu per gram. Tergantung kualitas dan kilau mutiara tersebut. Sehingga semakin berat dan besar mutiara air laut yang hendak dibeli, maka semakin mahal harganya. Anda dapat membeli mutiara jenis ini berdasarkan satuan maupun telah berbentuk perhiasan.

Anda bisa membeli mutiara air laut dan langsung dirangkaikan menjadi tambahan dari perhiasan oleh toko perhiasan yang banyak tersebar di Lombok. Anda bisa memilih perhiasan dari bahan emas, perak, ataupun chrome. Dan sesuai selera anda, perhiasan dapat berupa anting, gelang, kalung ataupun cincin.

Jika Anda menggemari sesuatu yang spesial, pilihlah mutiara air laut. Anda akan tahu dari kilaunya yang membuat Anda terpaku, mutiara mana yang sebaiknya anda pilih. Bukan pada berat ataupun besarnya mutiara tersebut. Sebab kilau mutiara itulah yang memilih Anda.

Kain Tenun Lombok

Kain tenun tradisional Lombok wajib dimiliki bila berkunjung ke daerah ini. Mengapa? Dengan membelinya, kita sekaligus menjaga warisan budaya daerah Nusa Tenggara Barat. Meskipun kain tenun Lombok terkenal mahal, namun ada pula kain tenun yang harganya terjangkau seperti tenun ikat.

Kain tenun Lombok terutama songket memiliki motif-motif yang indah. Motif yang banyak ditemui biasanya adalah motif lumbung yang merupakan rumah khas adat suku Sasak. Motif lain yang tak kalah indah adalah motif Subahnala yang berasal dari kata Subhanallah, memiliki arti Maha Suci Allah. Motif ini berbentuk segi enam atau seperti rumah lebah. Motif ini terus mengalami perkembangan meskipun pakem asalnya masih dipertahankan.

Jika ingin membeli kain tenun Lombok, Anda bisa datang ke Desa Sukarara yang terletak di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah. Desa ini berada di antara kota Mataram dan Bandara Internasional Lombok. Sekitar 25 km atau setara dengan waktu tempuh sekitar 30 menit dari kota Mataram. Sehingga waktu terbaik jika ingin mengunjungi desa ini adalah pada saat kepulangan. Anda bisa mampir ke desa ini untuk membeli oleh-oleh kain tenun sebelum menuju bandara.

Selain itu, Anda juga bisa belajar dan mengetahui lebih dalam mengenai kain tenun tradisional Lombok. Beberapa artshop yang terdapat di desa Sukarara memberikan kesempatan bagi Anda untuk mempelajarinya secara langsung. Biayanya? Tak perlu khawatir. Anda bebas memberi uang sejumlah berapa pun kepada pengrajinnya langsung. (Silahkan membaca tulisan saya lainnya "Mengapa Tenun Lombok Harganya Mahal?)

Datanglah ke desa Sukarara untuk belajar ataupun membeli kain khas Lombok seperti songket dan tenun ikat sebagai oleh-oleh. Kain tersebut dapat digunakan untuk kain bawahan ketika berkebaya, bahan baju, rok, dan tas, bahkan juga dapat sebagai hiasan dinding. Pastinya akan terlihat cantik karena uniknya.

***


Itulah beberapa oleh-oleh yang dapat anda bawa sepulangnya dari Lombok Sumbawa. Selain membawa oleh-oleh untuk sanak saudara, kerabat, dan handai taulan, ingat pula membeli oleh-oleh untuk diri sendiri. Jadi, tunggu apalagi? Selamat berburu oleh-oleh di pulau Lombok!

Selasa, 14 Oktober 2014

Mengapa Tenun Tradisional Lombok Mahal?

Potensi wisata yang berhubungan dengan seni budaya di NTB adalah kain tenun tradisional Lombok. Saya mendapatkan informasi bahwa pusat kerajinan tenun tradisional Lombok berada di Desa Sukarara. Selain menjual kain tenun, di sana kita juga dapat melihat pembuatan tenun itu sendiri. Informasi ini membuat saya sangat tertarik untuk melihat secara langsung proses pembuatannya. Apa sebenarnya yang membuatnya berbeda dari kain tenun lainnya sehingga berharga mahal?
Desa Sukarara berada di antara Bandara Internasional Lombok dan Mataram, tepatnya di wilayah Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah. Berjarak sekitar 25 km atau setara dengan waktu tempuh sekitar 30 menit dari kota Mataram bila menggunakan kendaraan. Waktu yang paling baik jika ingin  pergi ke desa ini bagi wisatawan adalah pada hari kepulangan, sehingga dari sana bisa langsung menuju Bandara Internasional Lombok.
Tiba di desa Sukarara, saya langsung diarahkan ke sebuah artshop yang cukup besar. Di depan artshop tersebut terdapat beberapa pengrajin yang sedang duduk menenun jalinan benang. Saya pun menghampiri salah satu pengrajin. Melihat bagaimana dengan tekunnya ia mengkaitkan gulungan demi gulungan benang diantara jajaran benang yang terikat pada kayu. Saya tertegun menyaksikkannya.
Mesin tenun itu tak seperti yang saya bayangkan. Saya pernah melihat mesin tenun kain endek Bali yang masih lebih bagus dari mesin kain tenun tradisional Lombok ini. Mesin tenun tradisional Lombok sangat sederhana.
Ada 2 balok kayu yang cukup besar, masing-masing di bagian dasar sisi kanan dan kiri tepi dari mesin tenun. Pada kedua balok tersebut terpancang balok dengan ukuran yang sama dengan balok yang berada di dasar.  Tingginya tidak lebih dari tinggi leher orang dewasa ketika duduk di lantai. Sebagai penahan balok yang terpancang, disematkan balok kayu yang lebih kecil, juga berfungsi sebagai sandaran kaki pengrajin. Pada kedua balok yang terpancang tersebut disisipkan bilah kayu ke dalamnya selebar kira-kira 7 cm, melintang dari kanan ke kiri sejajar dengan balok kecil sandaran kaki. Bilah bambu tersebut menjadi ujung gulungan benang yang akan ditarik ke arah badan pengrajin.
Benang yang dililitkan pada bilah kayu tersebut memiliki sisi atas dan bawah. Benang ini merupakan benang untuk warna dasar kain. Ujung benang yang terdekat dengan badan pengrajin juga akan dililitkan ke sebuah kayu yang lebih kecil.Kayu ini yang nantinya dapat digunakan untuk menggulung bagian ujung kain yang telah jadi dan memiliki pola. Kayu ini diletakkan dekat dengan perut  pengrajin dan agar kuat menarik benang, maka bagian ujung kayu di sisi kanan dan kiri akan diikat dengan kayu yang berada di bagian belakang pengrajin. Dengan demikian kayu secara tak langsung terikat dengan badan pengrajin. Badan pengrajinlah yang akan menguatkan tarikan benang agar terbentuk pola yang sempurna.
Diantara benang dasar juga terselip benang berwarna yang fungsinya membentuk pola pada kain. Warna dapat disesuaikan dengan keinginan. Benang tersebut terlilit pada beberapa bilah bambu kecil dan salah satunya ada yang diikat dengan tali ke arah atas.  Entah apa fungsinya.  Antara bilah-bilah bambu kecil tersebut dengan kayu yang ada di perut pengrajin, terdapat bilah kayu selebar kira-kira 5 cm yang berguna untuk mengencangkan kerapatan benang. Biasanya pengrajin akan menghentakkan bilah bambu tersebut ke arah dirinya.
Ibu Budi, nama pengrajin tempat saya bertanya, tiba-tiba menawari untuk belajar langsung cara pembuatannya. Awalnya saya menolak karena takut kain yang sedang dalam proses akan rusak gara-gara ulah saya haha... Tetapi ibu Budi meyakinkan dengan mengatakan bahwa tidak apa-apa dan tidak akan rusak karena beliau akan mendampingi dalam prosesnya.
Maka belajarlah saya kepada ibu Budi. Bukan belajar membaca seperti saat SD dulu yaa - Ini ibu Budi - tetapi belajar bagaimana menggunakan mesin tenun tradisional. Sebenarnya saya tidak berharap dan tidak menyangka akan belajar langsung pada pengrajinnya. Namun saya sadari bahwa dengan mempraktekkan langsung akan jauh lebih tertanam di benak daripada hanya sekedar bertanya lantas hilang dalam ingatan.
Belajar membuat kain tenun tradisional Lombok (@TriaCP)
                                 
Saya mencoba duduk dan berada dalam balutan benang pada mesin tradisional tersebut. Di depan saya terhampar ratusan bahkan mungkin ribuan benang, sejajar dengan kaki yang menjulur ke depan. Sebagian kain telah terlihat pola. Namun pola yang menghadap ke atas sebenarnya merupakan bagian sisi dalam kain. Sedangkan pola yang menghadap ke bawah, merupakan bagian depan kain saat digunakan.
Di atas pola yang telah jadi sebagian, terdapat gulungan-gulungan benang berwarna yang harus dililitkan diantara benang-benang dasar. Masing-masing gulungan benang dililitkan pada benang dasar yang jumlahnya kadang sedikit dan terkadang jumlahnya lebih banyak. Gulungan ini harus dililitkan secara berurutan dari kanan ke kiri dan juga sebaliknya dari kiri kanan. Setelah itu untuk mengencangkan kerapatan benang yang melintang, saya harus menghentakkan dengan kuat bilah kayu selebar kira-kira 5 cm tadi ke arah diri. Semakin kuat hentakannya, maka benang akan semakin rapat. Semakin rapat benang, hasil tenun akan semakin bagus.
Ada pula gulungan benang yang harus saya lemparkan dari kanan ke kiri ataupun sebaliknya dari kiri ke kanan di antara benang dasar yang berada di atas dan di bawah. Gunanya untuk mengunci pola. Hal itu dilakukan setelah menarik bilah-bilah bambu kecil yang terikat benang-benang. Bilah-bilah bambu itulah yang mengatur pola gambar dan seberapa banyak benang dasar yang akan diikat.  
Aaahh...ternyata pembuatan kain tradisional Lombok memang rumit sekali! Proses yang paling rumit adalah pada saat awal penghitungan benang untuk ikatan setiap pola. Salah menghitung di awal, maka pola yang akan dibuat tidak akan sesuai dengan keinginan. Bayangkan bila sudah capai dan lama membuat, ternyata kain yang dihasilkan tidak memiliki pola yang sempurna.
Usut punya usut, pembuatan kain ini memakan waktu hingga berbulan-bulan. Padahal kegiatannya dilakukan selama berjam-jam setiap harinya. Sungguh memerlukan ketekunan dan kesabaran yang luar biasa dalam menenun selembar kain.
Lantas mengapa penenun tradisional membuat kain dengan lebar hanya setengah atau sekitar 60 cm? Sehingga kain tenun tradisional khususnya songket biasanya akan terlihat sambungan pada tengah kain?
Hal ini disebabkan penenun akan kesulitan menjalin antara benang yang satu dengan benang lainnya dari kanan ke kiri apabila lebarnya melebihi lebar badan pengrajin atau lebih dari +60 cm. Tentunya seorang pengrajin akan memerlukan usaha yang lebih dalam membuatnya dan tidak bisa dilakukan sambil duduk. Maka untuk mempermudah dan mempercepat prosesnya, lebar kain dibuat selebar ukuran badan pengrajin. Nantinya pengrajin akan menggabungkan kedua kain hingga menjadi kain songket yang utuh.
Kain tenun yang saya kerjakan, memiliki pola yang bernama Subahnala. Kata Subahnala sendiri berasal dari kata Subhanallah yang artinya Maha Suci Allah. Dan tahukah berapa harga kain songket yang saya tenun? Ternyata kain yang saya buat tersebut seharga Rp2,5 juta. Mengetahui hal itu, saya langsung menghentikan kegiatan menenun. Takjub!
Proses pengerjaan yang rumit dan lama serta memerlukan ketekunan dan kesabaran dari pembuatnyalah yang membuat harga selembar kain tenun songket tradisional Lombok berharga mahal. Sudah selayaknya kita menghargai hasil jerih payah tersebut dengan harga yang tinggi. Berwisata, bukan hanya untuk menikmati tempat hiburan atau keindahan alamnya saja, tetapi juga untuk mengetahui dan menjaga kelestarian warisan budaya bangsa. Salam dari Lombok!

Sabtu, 04 Oktober 2014

(Macau) Mengapa Anda Harus Berlibur ke Macau?


Terkadang orang mengira bahwa Macau adalah sebuah negara yang berdiri sendiri. Padahal Macau adalah sebuah daerah/kota yang menjadi bagian dari negara Tiongkok (Cina) dan memiliki keistimewaan khusus atau special administrative city. Seperti hal nya Hongkong, Macau dapat mengatur pemerintahannya sendiri dengan otonomi terbatas.

Kebudayaan Macau

Macau memiliki kebudayaan yang sangat menarik karena merupakan perpaduan antara kebudayaan Portugis dan kebudayaan asli Tiongkok. Perpaduan ini menciptakan suatu kebudayaan yang tiada duanya di dunia. Macau dapat dikatakan sebagai Eropa nya Asia. Mengapa? Sebab meskipun Macau berada di kawasan Asia, kita dapat melihat bangunan-bangunan bergaya arsitektur Eropa seperti Ruins of St. Paul's, AMA Cultural Village, Holy House of Mercy (Santa Casa da Misericordia) dan lainnya.  Kebudayaan Macau yang unik inilah yang kemudian membuat UNESCO menjadikan Macau sebagai kawasan situs budaya UNESCO World Heritage di tahun 2005.

Seni Pertunjukan Modern

Selain kebudayaannya, Macau juga terkenal dengan seni pertunjukan modern yang fantastis. Dragon's Treasure adalah salah satu show yang cukup menakjubkan di Macau. Seperti apa pertunjukannya?

Memasuki ruangan yang gelap akan membuat kita bertanya-tanya dalam hati. Pertunjukan seperti apa yang akan dilihat? Petugas akan mengarahkan penonton yang memasuki ruang dengan baik, meminta untuk mengisi ruang-ruang kosong yang ada. Hanya ada terali besi yang melingkar sebagai pegangan dan juga pembatas bagi orang-orang yang memasuki kegelapan. Tidak ada tempat duduk yang disediakan sehingga semua orang harus berdiri. Setelah semua tempat terisi dan tidak ada lagi yang akan memasuki ruang, pintu pun ditutup.

Penonton baru akan menyadari bahwa ruangan berbentuk bulat 360 derajat ketika pertunjukan dimulai. Serasa berada di dalam bola tanpa ada sudut ruang.  Kehadiran sang Naga yang tiba-tiba cukup mengejutkan, apalagi ia seperti bisa berbicara dengan kita. Naga tersebut berwarna emas dan sangat memukau. Selama sekitar 15-20 menit ke depan, penonton akan disuguhkan cerita tentang sang Naga dan hartanya. Penonton akan dibawa jauh ke dasar lautan dan merasakan kehidupan di dalam laut. Dalam cerita Dragon's Treasure, sang Naga akan beratraksi sedemikian rupa berkejaran di antara dinding dalam ruangan. Terkadang sang Naga akan muncul dari atas, bawah, bahkan di samping Anda. Jangan kaget kalau tiba-tiba ada semburan api keluar dari Naga yang marah. Seru bukan? Semua ruang dinding adalah layar bagi pertunjukan ini.

Dragon Treasure juga dikenal dengan The Bubble. Pengunjung dapat menonton The Bubble di kawasan City of Dreams Hard Rock Hotel. Tepatnya di bagian loby depan. Biaya  untuk menonton The Bubble gratis bagi tamu yang menginap di hotel kawasan City of Dreams. Sedangkan bagi pengunjung luar dapat membayar sebesar MOP50 atau $50 HKD atau setara dengan Rp75-80 ribu untuk dewasa.

Ada pula pertunjukan modern lainnya, seperti The House of Dancing Water, Nam Van Lake Cybernetic Fountain, Water Fountain Show, dan sebagainya yang tentunya juga memberikan pertunjukan memukau seperti halnya Dragon Treasure.

Biaya Murah Menjangkau Eropa dan Asia

Eropa adalah suatu benua yang tentunya ingin dikunjungi sebagian besar orang terutama wisatawan dari Asia. Eropa memiliki kebudayaan yang indah, menakjubkan dan berbeda dengan kebudayaan Asia, sehingga membuat orang ingin melihat kebudayaan tersebut.

Namun, biaya liburan untuk ke Eropa sangat fantastis. Harganya sangat mahal bagi sebagian wisatawan Asia ditambah pula dengan adanya perbedaan nilai mata uang rata-rata negara di kawasan Asia yang cukup tinggi, khususnya Indonesia. Kurs rupiah bila dibandingkan dengan euro ataupun poundsterling sangat signifikan, jaraknya bagaikan langit dan bumi. Kurs euro atau poundsterling saat ini bila dibandingkan dengan rupiah adalah sekitar Rp15 ribu an untuk 1 euro (EUR) atau sekitar Rp19 ribu an untuk £1 (poundsterling/GBP). Perbandingan kurs yang cukup jauh tersebut, tentunya membuat biaya selama berada di Eropa sangat tinggi.

Selain itu jarak yang jauh juga membuat biaya transportasi menuju ke sana membutuhkan biaya yang tidak murah. Harga tiket penerbangan dari Indonesia ke Eropa minimal Rp10 juta (pp). Itu pun dengan maskapai budget yang bisa beberapa kali transit dan waktu penerbangan sangat lama. Sedangkan jika ingin menggunakan pesawat yang terkenal nyaman dengan hanya sekali transit dan waktu perjalanan yang lebih pendek, maka biaya yang harus dikeluarkan bisa lebih mahal sekitar Rp15-20 juta.   

Bandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan bila mengunjungi Macau. Mata uang Macau disebut Pataca (MOP) memiliki kurs yang sebanding dengan dollar Hongkong (HKD). Perbandingannya 1 dollar Hongkong (HKD) sama dengan 1,03 Pataca (MOP). Sedangkan jika di kurs kan $1 HKD dengan rupiah menjadi sekitar Rp1.500 an untuk saat ini. Bayangkan perbedaannya jika mata uang Macau dibandingkan dengan mata uang euro, hingga 10 kali lipat.

Masyarakat Macau menerima pembayaran baik dengan mata uang Pataca maupun dengan dollar Hongkong. Sehingga bila sebelum ke Macau, kita berada di Hongkong, maka dollar Hongkong masih dapat digunakan di Macau.

Biaya selama berlibur di Macau terbilang cukup murah. Kurs yang tidak terlalu jauh dengan rupiah menyebabkan harga barang kebutuhan di sana hampir sama dengan di Indonesia. Rata-rata biaya hotel antara Rp500 ribu hingga Rp2 juta. Biaya makan dan minum juga tidak mahal, hampir sama dengan di Indonesia. Demikian pula dengan biaya-biaya pertunjukan tidaklah semahal di Eropa. 

Biaya transportasi jika menggunakan penerbangan melalui bandara Internasional Hongkong, biaya dari Jakarta sekitar Rp3-6 juta (pp). Kemudian dapat dilanjutkan dengan MTR/subway (kereta bawah tanah) ke pelabuhan Shuntak sekitar 30 menit dan melanjutkan perjalanan sekitar 1 jam dengan fery, menghabiskan biaya sekitar Rp1 juta (pp). Lihatlah perbedaannya!

Dan, salah satu keuntungan jika berlibur ke Macau, anda juga dapat berlibur ke Hongkong seperti ke Ocean Park, Museum Madame Tussaud dan juga ke Disneyland Hongkong. Menyenangkan bukan? Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui!

Tidak perlu jauh-jauh pergi ke Eropa jika hanya ingin melihat dan berfoto dengan latar bangunan-bangunan kunonya. Tidak perlu pergi ke Eropa jika ingin ke Disneyland ataupun menonton pertunjukan spektakuler. Cukup pergilah ke Macau yang lebih dekat dan tentunya dengan biaya liburan yang lebih murah. Hanya di Macau anda dapat menjangkau liburan serasa di Eropa meskipun anda masih berada di Asia.